Judul : Sayap Anjing
Pengarang : Triyanto Triwikromo
Tahun Terbit : 2003
Penerbit : Kompas
Tebal Buku : 144 Halaman
ISBN : 979-709-091-4
Sayap-Sayap Anjing adalah kumpulan cerpen karya Triyanto Triwikromo. Triyanto Triwikromo lahir di Salatiga, 15 September 1964. Ia pernah menjadi guru dan pekerja kasar diskotek ini telah menerbitkan Rezim Seks (1997). Buku kumpulan cerpen itu dicetak ulang bersama penerbitan Ragaula (2002). Bersama cerpenis Herlino Soleman, dia menulis Pintu Tertutup Salju (2000).
Di samping bekerja sebagai redaktur sastra di harian Suara Merdeka Semarang, dia menulis cerpen di Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Suara Merdeka, dan Republika.
Selain menulis naskah sinetron Anak-Anak Mengasah Pisau (digarap sutradara Dedi Setiadi), dia kerap mengikuti pertemuan teater dan sastra. Antara lain menjadi pembicara dalam “Pertemuan Teater Indonesia 1988” di Yogyakarta, mengikuti “Pertemuan Sastrawan Indonesia 1997” di Padang, dan menjadi aktivis Gerakan Revitalisasi Sastra Pedalaman.
Penyair terbaik Indonesia versi Gadis (1989) ini juga menerbitkan puisi-puisinya di beberapa buku. Beberapa cerpennya diantalogikan bersama cerpenis lain dalam Ritus (1995), Negeri Bayang-Bayang (1996), Gerbong: Antalogi Puisi dan Cerpen Indonesia Modern (1998), Children Sharpening The Knives (2003), kumpulan cerpen terbaru dalam dwibahasa (Inggris-Indonesia), cerpenis yang dikategorikan Korrie Layun Rampan ke dalam “angkatan 2000” ini sedang berusaha keras merampungkan bagian akhir novel Sepiring Tulang Rusuk.
Sayap-Sayap Anjing berisi 15 cerpen yang diantaranya adalah Ninabobo Televisi, Cinta Sepanjang Kupu-Kupu, Mata Sunyi Perempuan Takroni, Sayap Anjing, Sepanjang Waktu dalam Penyaliban-Mu, Sunyi Melambat seperti Ular Melata, Tujuh Belas Agustus Tanpa Tahun, “Masuklah ke Telingaku, Ayah”, Monumen, Ritus Penyaliban, Cermin Pasir, Cinta Tak Mati-Mati, Labirin Kesunyian, Litani Kebiasaan, dan Aku Ular, Surga Terakhirmu. Kumpulan cerpen karya beliau ini kerap menceritakan tentang konflik sosial masyarakat dan juga masalah agama yang menjadi masalah utama hingga saaat ini.
1.Ninabobo Televisi
Cerpen ini menceritakan kisah anak-anak di sebuah tempat buruk penuh pencopet, pelajar, dan pedagang kecil. Kurangnya perhatian dari orang tua membuat mereka bebas melakukan apapun. Mereka menonton televisi sepuasnya tanpa pengawasan orang tua. Hingga tanpa sadar mereka melakukan hal yang buruk yang akhirnya para orang tua mereka hanya bisa memarahinya saja.
Dalam cerpen ini kita diingatkan akan pentingnya perhatian orang tua. Dimana orang tua berperan penting dalam perkembangan anak. Jangan sampai teknologi seperti televisi menggantikan peran orang tua. Karna sejatinya orang tua adalah pendidikan paling utama, seorang pengawas paling dasar yang dimiliki oleh seorang anak.
2. Cinta Sepanjang Kupu-Kupu
Cerpen ini menceritakan tentang detik-detik kematian seorang nenek yang begitu didamba oleh keluarga kecil itu lantaran keadaan fisiknya yang kian memburuk. Si cucu yang cinta buta kepada neneknya, tak ingin kehilangan kekasihnya. Bagi si cucu, neneknya adalah objek seksualnya, cinta laknatnya yang membuat berahi dalam dirinya meletup-letup. Di detik-detik kematian sang nenek, hanyalah nafsu gelap yang masih terpikirkan hingga ajal menjemput.
Dalam cerpen ini kita disuguhkan dalam realita kehidupan bahwa cinta tak dibatasi usia. Rasa cinta bisa tercipta karena kebiasaan kasih sayang dari keluarga sendiri yang bahkan dianggap berlebihan oleh si anak. Makadari itu perlu adanya pengarahan yang baik untuk masalah seksual untuk anak-anak sedari dini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Mata Sunyi Perempuan Takroni
Cerpen ini menceritakan tentang kisah seorang perempuan Takroni. Takroni merupakan sebutan bagi imigran Afrika yang tak mungkin kembali ke tanah asal, namun juga tak mungkin jadi warga negara Kerajaan Arab Saudi. Zulaikha, anaknya ingin sekali memberikan habbah kepada merpati-merpati yang ada di makam para nabi. Namun hal ini dilarang lantaran hak perempuan yang tidak diperkenankan memasuki pemakaman juga keadaan mereka sebgai takroni yang dianggap kelas bawah atau budak. Zubaedah melarang anaknya melakukan hal itu agar tidak mengulangi kesalahan Ibunya dulu sehingga sampai kehilangan penglihatan kedua matanya.
Dalam cerpen ini kita diperlihatkan tentang masalah ras yang masih ada di Arab. Dimana kulit hitam tidak memiliki cukup hak untuk beraktivitas di lingkungannya. Jika kita hubungkan dengan keadaan sekarang, masih banyak bullying di lingkingan kita. Hal ini akan menjadi masalah besar apabila tidak adanya tindakan nyata demi hak-hak antar sesama. Di lain sisi, dalam cerpen ini kita diajarkan untuk berlapang dada dalam setiap ujian yang diberikan oleh Tuhan.
4. Sayap Anjing
Cerpen ini menceritakan tentang kegelisahan hati seorang pemuda. Dimana ia melihat begitu banyak perselisihan, pembantaian yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Sang pemuda hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Allah selayaknya seekor anjing yang taat kepada pemiliknya.
Dalam cerpen ini diperlihatkan tentang keadaan dunia yang semakin rapuh. Kehidupan semakin bobrok dengan manusia sendiri yang mengacau saling tidak mau mengalah. Kecintaan pada dunia yang berlebih ini bukanlah hal yang baik. Sebaiknya kita berusaha untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.
5. Sepanjang Waktu dalam Penyaliban-Mu
Cerpen ini mengisahkan tentang seorang wartawan bernama Madesur. Dalam perjalanannya mengungkap kebenaran, ia diculik lantas disalib oleh para sedadu. Di titik terlemahnya, Madesur mencoba berkomunikasi dengan Tuhan. Tentang kenapa ia harus mengalami semua ini, dimana Tuhan saat ia berusaha melakukan kebaikan. Tuhan membisu. Hingga akhirnya, Madesur pun menyalib dirinya sendiri demi menemukan jawaban itu.
Dalam cerpen ini, kita dapat belajar arti keasabaran juga iman yang kuat akan Allah. Tuhan tidak akan meniggalkan umat-Nya sendiri. Karena setiap cobaan yang Allah berikan sudah sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Makadari itu, bersabarlah dan jangan mudah putus asa dalam menghadapi masalah.
6. Sunyi Melambat seperti Ular Melata
Cerpen ini mengisahkan tentang kemalangan rakyat yang selalu kalah dari para serdadu. Arjun, anak Mirat, penggali kubur hanya bisa menyimpan rasa dendamnya hingga akhir hayatnya. Saat semua masyarakat sudah berkumpul untuk bersatu selalu ada pengkhianat diantara mereka. Hingga akhirnya, pembalasan dendam itu pupus bahkan sebelum dimulai. Mirat pun kembali menyimpan dendamnya kepada para serdadu di usia senjanya.
Cerpen ini berhubungan dengan kisah hidup saat ini. Dimana masih banyak para pengkhianat (keluarga, teman, bangsa) yang selalu ada untuk merusak segalanya. Kita perlu adanya memiliki sikap was-was, bukan berarti memiliki rasa curiga yang berlebihan. Tidak semua orang itu baik. Terkadang topeng di wajah itu begitu tebal sehingga kita perlu menghadapi orang dengan sikap sebaik mungkin.
7. Tujuh Belas Agustus Tanpa Tahun
Cerpen ini menceritakan tentang konflik batin yang dialami seorang wartawan. Dimana dalam kisahnya, ia menaiki sebuah kereta api yang penumpangnya adalah para pahlawan negara yang sudah, sedang, dan akan berjuang. Dalam gerbong kereta itu, pikirannya terombang-ambing hingga pada tujuh belas Agustus, ia merasa telah kehilangan semuanya. Ibunya, pekerjaan, bahkan kisah pertemuannya dengan para pahlawan. Kini, ia hanya ingin menikmati kesendiriannya bersama kereta yang di sepanjang jalannya terdapat karnaval penghormatan para pahlawan.
Cerpen ini mengangkat kehidupan era perjuangan yang sangat kental. Dimana mungkin pada saat itu, akses wartawan untuk mencari berita sedikit tertutup. Kondisi ini sesuai dengan masa pendudukan Jepang yang otoriter.
8. “Masuklah ke Telingaku, Ayah”
Cerpen ini menceritakan tentang seorang penjagal tua bernama Abilawa. Di usuianya yang tidak muda lagi, ia ingin berhenti dari pekerjaannya. Ia muak, jijik memnggal kepala sapi setiap hari. Namun siapa sangka, Shela, anaknya malah ingin menjadi penjagal sapi. Ia ingin membunuh semua sapi-sapi di muka bumi ini. Ia ingin mengikuti langkah ayahnya. Karena hal ini, Abilawa kembali bimbang untuk meneruskan pekerjaan kembali ataukah tidak.
Dalam cerpen ini kita dapat memetik amanat bahwa seorang anak adalah peniru terbaik di dunia. Makadari itu, orang tua harus pandai-pandai mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
9. Monumen
Cerpen ini menceritakan tentang perseteruan dibalik pembangunan sebuah monumen pahlawan. Tokoh aku melihat politik dalam pembangunan yang diprakasai ayahnya sendiri selaku wali kota. Guru Semar bahkan ayahnya nyata benar telah menerima suap oleh mereka yang ingin memanfaatkan daerah di sekitar monumen untuk kepentingan pribadi. Namun masyarakat beranggapan tidak demikian. Hingga tokoh aku memutuskan untuk bertindak nekad sendiri menghancurkan monumen itu.
Dalam cerpen ini kenyataan tentang penyalahgunaan tempat masih sering kita temui di lingkungan masyarakat. Dimana tindakan suap menjadi hal yang lumrah yang belum dapat ditangani sampai saat ini.
10. Ritus Penyaliban
Cerpen ini menceritakan tentang seorang bernama Rudrat. Merampok, membunuh, memperkosa para wanita adalah pekerjaannya. Dalam banyangannya, ia disalib arak-arakan manusia. Ia dimintai pertanggungjawaban atas semua kejahatannya. Dalam ritus itu ia dihantui oleh rasa bersalahnya.
Cerpen ini mengajarkan tentang semua dalam hidup ini akan ada balasannya di suatu hari. Barang sekecil apapun yang diambil, harus dikembalikan pula serupa dengan aslinya. Oleh karena itu, kita pwwerlu bertindak dan berperilaku dalam batasannya masing-masing.
11. Cermin Pasir
Cerpen ini menceritakan tentang para pemberontak yang ingin haknya kembali. Mereka kehilangan harta mereka yang tersimpan dalam bukit pasir. Batu, koral, pasir dan puluhan perempuan. Nagreg berubah menjadi penggoda, bukan melainkan penari. Korban dari kekejaman takdir seorang perempuan yang hanya dianggap sebagai penggoda.
Ketidakadilan masih sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari selayaknya kisah dalam cerpen ini. Perbedaan hak antara si kaya dan si miskin, pemerintah bahkan dalam keluarga sendiri.
12. Cinta Tak Mati-Mati
Cerpen ini menceritakan tentang seorang wartawan bernama Sitras dan istrinya, Sendut. Karena tulisannya di berita, Sitras mendapatkan masalah dari beberapa oknum yang tidak menyukainya. Hingga akhirnya ia tdibunuh dan Sendut, istrinya mendapat masalah atas musibah ini.
Dalam cerpen ini menyajikan realita bahwa menjadi wartawan adalah pekerjaan yang sangat berat. Salah-salah menulis berita bisa mendapatkan masalah. Bahkan mungkin mengancam nyawa. Oleh karena itu, bijaklah dalam menulis berita dan hindari hoax.
13. Labirin Kesunyian
Cerpen ini menceritakan tentang kisah Alif yang ingin menyadarkan orang dari jalan buruknya. Ia bukanlah kiai ataupun orang yang paham agama. Ia hanya ingin membuat semuanya kembali benar meski dengan jalan yang mengerikan sekalipun.
Dalam cerpen ini dapat kita ketahui tidak semua hal dapat dilakukan berlandaskan agama. Jangan bersembunyi dibalik agama atas keburukan yang dilakukan. Karena itu dapat merugikan semua orang.
14. Litani Kebiasaan
Cerpen ini menceritakan kisah seorang serdadu perang yang lelah akan pekerjaannya. Ia ingin menghilangkan semua teror yang dialaminya. Namun hal itu makin membuat ia frustasi dan kehilangan kesadaran untuk tidak membunuh lagi.
Cerpen ini mengajarkan tentang berani mengambil keputusan meski sesulit apapun. Jangan menjadi orang lemah yang hanya tunduk pada orang yang berkuasa. Jadilah diri sendiri dan menjadi raja dalam kehidupanmu sendiri.
15. Aku Ular, Surga Terakhirmu
Cerpen ini kebanyakan menceritaka tentang konflik batin, percakapan, ilusi mengenai anus, pantas atau misteri kelamin. Dibagi dalam kisah singkat Anjing Suci, Pisau Malam, Api, Sepasang Kuda, Rumah Hantu, Aku Ingin Membunuhmu, dan Ular. Dalam cerpen ini Triyanto Triwikromo secara jelas dan vulgar mengisahkan perdebatan mengenai hal-hal berbau seks yang sangat kentara.
Kumpulan cerpen ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Namun diperlukan pula adanya batasan usia untuk beberapa cerpen di dalam kumpulan cerpen ini. Tidak hanya ceritanya menghibur, namun juga banyak mengandung amanat di dalamnya. Triyanto Triwikromo membahas tuntas konflik masyarakat dan mengubahnya ke dalam cerpen-cerpen yang unik dan menarik ini. Oleh karena itu, Sayap Anjing patut menjadi salah satu bacaan serius yang dikaji oleh masyarakat.